Minggu, 28 Februari 2010




Manchester United Pertahankan Piala Liga :

LONDON--Wayne Rooney melanjutkan pencetakan golnya yang luar biasa pada musim ini menjadi 28 gol untuk mengantar Manchester United meraih kemenangan 2-1 atas Aston Villa pada final Piala Liga ke-50 di Stadion Wembley, Minggu.Rooney, yang masuk sebagai pemain pengganti untuk pencetak gol lainnya, Michael Owen, menjebol gawang dengan sundulan yang sangat bagus pada menit ke-74 untuk membukukan golnya yang ke-20 dalam 20 pertandingan terakhir dia, saat United menjadi tim pertama sejak Nottingham Forest pada 1989 dan 1990, yang memenangi Piala Liga secara berturut-turut.

"Senang rasanya bermain pada pertandingan final di Wembley dan mencetak gol kemenangan," kata Rooney pada BBC."Saya pikir semua pemain yang bermain di kompetisi itu akan merasa bangga pada diri mereka. Tadinya saya ingin bermain (sejak dari awal tapi lutut saya sedikit luka."

Aston Villa, pemenang pertama trofi itu pada 1961, dan menang atas Manchester United pada 1994, unggul lebih dulu pada menit kelima saat James Milner mencetak gol dari titik penalti, namun setelah itu United tampil lebih mendominasi dan juga dua kali bola dari para pemain United membentur tiang gawang.

Manajer Villa Martin O`Neill menilai pemain belakang United Nemanja Vidic seharusnya diganjar kartu merah karena pelanggarannya yang mengantar terjadinya penalti."Saya pikir itu akan diterima di seluruh dunia bahwa mereka seharusnya berkurang menjadi 10 pemain. Tidak ada keputusan yang lain," kata O`Neill pada BBC.

"Itu bukan keputusan yang bagus oleh wasit yang di sisi lain bagus. Itu poin utama dari pertandingan itu."Owen membawa United kembali ke pertandingan dengan gol yang menyamakan kedudukan pada menit ke-13, menjebol gawang dengan sentuhan pertama, yang mungkin akan mengesankan pada manajer Inggris Fabio Capello, yang juga menyaksikan pertandingan itu.

Namun dia terpaksa keluar pada menit ke-42 karena cedera urat lutut dan Rooney masuk menggantikannya.United juga nyaris menciptakan gol saat tembakan Ji-Sung Park membentur tiang gawang pada akhir babak pertama dan sundulan Rooney juga membentur tiang gawang dua menit setelah mencetak gol.

Meskipun keperkasaan United tidak diragukan namun hasil pertandingan bisa saja berbeda jika saja Vidic dikeluarkan karena pelanggarannya pada Gabriel Agbonlahor, yang membuahkan penalti bagi Villa. Namun ternyata Vidic beruntung tidak mendapat kartu kuning atau kartu merah dari wasit Phil Dowd. Tapi bagaimana pun juga United dihukum saat Milner menjebol gawang dari titik penalti, membuat penjaga gawang Tomasz Kuszczak salah langkah.

10 Kiper Manchester United Paling Berkesan

Peter Schmeichel (1991-1999)

Arrival : direkrut dari Brondby untuk menggantikan Les Sealey.

Bukan hanya kiper terbaik yang pernah dimiliki MU. Dia adalah salah satu kiper terbaik sepanjang masa yang disejajarkan dengan Gordon Banks dan Lev Yashin.

Ketika saya pertama kali nonton MU pada tahun 1992, keberadaan Schmeichel adalah 80% kekuatan lini belakang MU. Dia direkrut dari Brondby seharga £530.000 yang disebut-sebut oleh Sir Alex sebagai pembelian terbaik abad ini. Saya ingat ketika dia membuat bombers sekelas Klinsmann, Del Piero, dan Van Basten frustrasi. Dialah aktor utama yang membawa MU meraih tiga gelar pada tahun 1999.

Hingga saat ini belum ada satu pun kiper MU yang bisa mengalahkan kualitasnya. Yes! Definitely the best goalkeeper ever!

Video Kompilasi Peter Schmeichel di YouTube

Momen Paling Berkesan : lusinan penyelamatan dahsyat yang dia lakukan, termasuk sewaktu menghadapi Inter Milan, Juventus, dan Arsenal pada tahun 1998/99. Plus ketika dia membuat gol di UEFA Cup 1995 pada menit terakhir (lihat di sini).

Departure : usai membela MU di 292 pertandingan, pada usia 36 tahun dia mencari tantangan yang lebih ringan di Sporting Lisbon dan membawa mereka juara Liga Portugal 2000.
Raimond van Der Gouw (1996 - 2002)

Arrival : direkrut dari Vitesse Arnhem sebagai deputi Schmeichel.

Kiper Belanda bertubuh tinggi besar ini sengaja dibeli untuk menjadi deputi Schmeichel, menggantikan Tony Coton.

Walaupun demikian, dia merupakan cadangan yang loyal dan punya kualitas rata-rata. Pada musim 1999/2000 dia bersaing ketat dengan Bosnich sebagai kiper utama. Saya selalu khawatir jika dia bermain sebab gawang MU jauh lebih rawan dibanding dikawal Schmeichel.

Momen Paling Berkesan : versus Monaco di Liga Champions 1999 ketika melakukan sejumlah penyelamatan hebat, walau akhirnya MU tersingkir oleh gol penyerang muda, David Trezeguet.

Departure : usai tampil dalam 37 pertandingan, kontraknya tidak diperpanjang dan dia pindah ke West Ham pada usia 39 tahun.
Mark Bosnich (1999 - 2001)

Arrival : direkrut dari Aston Villa untuk menggantikan Schmeichel.

Setelah Schmeichel bergabung ke Sporting, ada lubang menganga di pertahanan MU. Pilihan pengganti jatuh kepada Bosnich yang punya track record mantap bersama Villans. Jujur saja, saat itu saya lebih menjagokan dua kiper muda : Richard Wright dan Sebastian Frey.

Kualitas Bosnich amat buruk. Namun kiper-kiper MU lain lebih hancur lagi. Akhirnya MU terpaksa bergantung padanya untuk satu musim.

Momen Paling Berkesan : versus Palmeiras pada Intercontinental Cup dan Real Madrid pada Liga Champions adalah penampilan bagus Bosnich yang saya ingat. Lainnya saya sudah lupa semua.

Departure : musim pertama main 23 pertandingan, musim kedua jadi cadangan, terus pindah ke Chelsea dan kena kasus narkoba.
Massimo Taibi (1999)

Arrival : direkrut dari Venezia karena buruknya permainan Bosnich.

Sempat mengawal jala AC Milan menyaingi Sebastiano Rossi, pantas dia dibebani harapan besar. Sayangnya, The Blind Venetian (Si Buta dari Venezia) ini ternyata lebih jelek dari Bosnich. Tidak aneh apabila di sekolah muncul ejekan suporter lawan : "Taibi, Tai Babi!"

Dia kebobolan gol tolol saat melawan Southampton dan kemasukan lima gol ketika MU digasak Chelsea 0-5. Dia tidak pernah main lagi.

Momen Paling Berkesan : versus Southampton di Premier League 1999 (tentu saja) ketika bola sepakan penyerang timnas, Matthew Le Tissier, menerobos selangkangannya. (lihat di sini)

Departure : hanya main 4 pertandingan, digusur jadi kiper ketiga di bawah Bosnich dan Van Der Gouw. Dia pun pindah ke Reggina.
Fabien Barthez (2000 - 2004)

Arrival : direkrut dari Monaco untuk mengatasi krisis kiper.

Saya tidak ingin pemain ini bergabung dengan MU karena kelakuan badutnya seringkali merugikan tim. Namun setelah melihat Taibi dan Bosnich, rasanya keadaan tidak mungkin lebih buruk lagi.

Penampilan Barthez boleh dibilang cukup oke. Banyak penyelamatan dahsyat yang dia ambil. Namun nggak kalah banyak juga keputusan gobloknya. Aksi gemilang dan blundernya fifty-fifty lah.

Boleh dibilang setiap kali Barthez bermain, pendukung MU jadi ekstra was-was karena atraksinya kadang keterlaluan, termasuk pada saat melawan Arsenal dan Deportivo La Coruna. Hingga akhirnya, blunder fenomenalnya yang kesekian "milyar" kali saat melawan Real Madrid membuat dia tidak pernah dimainkan lagi oleh Sir Alex.

Video Kompilasi Fabien Barthez di YouTube

Momen Paling Berkesan : ritual ciuman menjijikan dengan Laurent Blanc dan gol tolol melawan Arsenal gara-gara blundernya, dua kali (lihat di sini)

Departure : gara-gara blunder lawan Real Madrid, Barthez tak pernah dimainkan lagi, kemudian dipinjamkan ke Marseille dan dilepas ke sana usai membela MU sebanyak 92 pertandingan.
Roy Carroll (2001 - 2005)

Arrival : direkrut dari Wigan Athletic untuk jadi deputi Barthez.

Caroll pada mulanya ditujukan sebagai kiper deputi Barthez, namun pada tahun 2003 dia diposisikan sebagai kiper utama akibat blunder Barthez yang makin menjadi-jadi membuat muak Sir Alex.

Selama menjadi kiper utama, Carroll punya kualitas standar. Nggak banyak penyelamatan hebat namun juga tidak terlalu buruk. Carroll kembali jadi kiper utama pada tahun 2005, menggusur Howard.

Momen Paling Berkesan : kebobolan dari jarak sekitar 60 meter ketika melawan Tottenham, untungnya gol tersebut tidak diakui oleh karena wasit dan hakim garis tidak melihatnya (lihat di sini)

Departure : usai main sebanyak 49 pertandingan dia pun memilih pindah ke West Ham daripada menjadi kiper cadangan.
Tim Howard (2003 - 2006)

Arrival : direkrut dari New York Metrostars menggantikan Barthez.

Blunder gila-gilaan Barthez membuat Carroll menggantikannya, tapi Ferguson merasa Carroll tak cukup baik. Maka Howard, kiper terbaik Liga MLS Amerika Serikat, pun dibeli pada musim 2003/2004.

Saya terkejut karena Howard ternyata main sangat bagus. Bahkan aksinya jauh lebih hebat dari Barthez, untuk musim pertama. Musim kedua, permainan Howard menurun drastis. Hingga akhirnya Sir Alex pun mengembalikan posisi kiper utama ke Carroll.

Momen Paling Berkesan : kemasukan gol saat melawan Porto dan Jose Mourinho berlari histeris seperti monyet gila (lihat di sini)

Departure : main 45 pertandingan diakhiri penampilan buruk, dia digusur oleh Carroll dan Van Der Sar, akhirnya dijual ke Everton.
Edwin van Der Sar (2005 - now)

Arrival : direkrut dari Fulham untuk mengatasi krisis kiper.

Sejak Schmeichel pindah, belum ada kiper lain yang bisa menyaingi dia, selain Van Der Sar. Kiper jangkung ini bahkan berhasil mengukir rekor 1.311 menit tanpa kebobolan pada tahun 2009.

Saya termasuk cukup pesimis ketika Sir Alex merekrutnya, karena waktu itu Van Der Sar telah berusia 35 tahun. Namun ternyata saya keliru. Kecepatan dan ketangkasannya belum hilang, bahkan mampu bersaing dengan Cech dan Reina yang jauh lebih muda.

Jangkauannya yang panjang dan ketenangannya saat menjaga jala MU memberikan nuansa tersendiri, kontras dengan Schmeichel yang meledak-ledak. Bukan tidak mungkin di penghujung karirnya nanti ia melakukan hal yang lebih hebat daripada sang legenda.

Video Kompilasi Edwin van Der Sar di YouTube

Momen Paling Berkesan : menggagalkan tiga tendangan penalti pemain Chelsea di Community Shield (lihat di sini) dan mempecundangi Chelsea lagi di final Liga Champions (lihat di sini).

Status : main 132 pertandingan untuk MU dan rencananya akan pensiun di klub ini.
Tomasz Kuszczak (2006 - now)

Arrival : direkrut dari West Bromwich sebagai deputi Van Der Sar.

Kuszczak menjadi populer setelah bermain dengan sangat gemilang bagi West Bromwich pada tahun 2004-2007. Hal ini memikat Sir Alex merekrutnya untuk mengkover Van Der Sar, karena MU baru saja kehilangan Howard. Kuszczak pun dipinjam dari West Bromwich.

Meskipun tidak istimewa, Kuszczak merupakan kiper dengan kualitas standar Premier League yang sudah teruji di top-flight. Ini membuat saya tidak terlalu khawatir andaipun Van Der Sar cedera.

Penampilannya yang memuaskan membuat MU merekrutnya secara permanen. Hanya saja sejak awal musim 2008/09 kemarin Kuszczak dipaksa bersaing ketat dengan Foster untuk memperebutkan posisi kiper kedua. Kita lihat siapa yang lebih baik.

Video Kompilasi Tomasz Kuszczak di YouTube

Momen Paling Berkesan : ketika dia menggagalkan tendangan penalti Gilberto Silva saat MU menghadapi Arsenal (lihat di sini)

Status : main 19 pertandingan dan masih terikat kontrak hingga tahun 2012.
Ben Foster (2007 - now)

Arrival : direkrut dari Stoke City sebagai pemain muda berbakat.

Foster dikontrak MU pada tahun 2005 namun langsung dipinjamkan ke Watford selama dua tahun. Ternyata di Watford dia menunjukkan penampilan yang luar biasa. Barulah pada tahun 2007 dia ditarik ke MU hingga menggusur posisi Kuszczak sebagai kiper kedua.

Usianya relatif muda untuk seorang kiper. Gayanya eksentrik serta penuh aksi akrobatik, namun hal yang tak kalah penting : dia orang Inggris. Banyak yang meramalkan bahwa Foster menjadi solusi kiper Inggris sejak runtuhnya era David Seaman.

Bagi MU sendiri, Foster belum melakukan banyak hal. Namun dari beberapa kali dipercaya mengawal jala MU, saya berani memberinya nilai 7. Namun tentu saja jalannya masih sangat panjang.

Video Kompilasi Ben Foster di YouTube

Momen Paling Berkesan : melawan Tottenham di final Piala Carling, ketika itu Foster menjadi pahlawan yang membawa MU meraih gelar juara (lihat di sini).

Status : main 3 pertandingan untuk MU dan diplot menggantikan Van Der Sar.

MU Rayakan Seabad Bermarkas di Old Trafford

Old Trafford: Manchester United merayakan 100 tahun bermarkas di Old Trafford, Inggris, Jumat (19/2) ini. Nama Manchester United mulai dipakai sejak tahun 1902 dan kini menjelma menjadi salah satu klub sepak bola terbesar di dunia.

Manchester United awalnya bernama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railway Football Club. Klub ini didirikan pada tahun 1878. Klub berjuluk Setan Merah itu mulai menggunakan Stadion Old Trafford pada tahun 1910. Sayangnya, MU harus menyerah 3-4 kepada Liverpool di pertandingan perdana di stadion barunya itu.

Stadion Old Trafford menjadi saksi perjalanan naik turun prestasi si Setan Merah. MU mulai bersinar usai Perang Dunia Kedua. Saat itu tim muda MU dilatih Matt Rusby. MU akhirnya berhasil membuktikan diri dengan menjuarai kompetisi Divisi Utama pada tahun 1956 dan 1957.

MU kemudian berhasil menggondol piala Football Association (FA). Sukses itu mengantarkan The Busby Babes, sebutan MU saat itu, berlaga untuk pertama kalinya di kompetisi Eropa pada tahun 1957.

Tragedi sempat mewarnai perjalanan MU. Pada tahun 1958, pesawat yang ditumpangi pemain MU jatuh di Munich, Jerman. Saat itu, tim MU sedang dalam perjalanan pulang dari Yugoslavia, usai memenangkan perempat final Piala Champions Eropa. Delapan pemain dan tiga ofisial tewas.

Si Setan Merah cukup lama berduka atas kejadian itu. Terbukti, baru 10 tahun kemudian, MU bisa menjuarai kompetisi Eropa setelah mengalahkan Benfica 4-1.

Alex Ferguson kemudian mengambil alih kursi pelatih pada tahun 1986. Ferguson tercatat sukses mengantarkan MU sebagai peraih gelar juara Liga Inggris pada 1993. Eric Cantona menjadi bintang saat itu. Kesuksesan Cantona diikuti pemain MU, yakni David Beckham. Beckham berhasil membawa timnya meraih treble winner pada tahun 1999.

Kegemilangan MU ini juga tergambarkan dari kemewahan stadionnya. Old Trafford merupakan markas klub sepak bola dengan kapasitas terbesar di Inggris. Stadion ini mampu menampung 75 ribu penonton. Tak mengherankan jika Old Trafford kerap digunakan sebagai tempat berlangsungnya pertandingan akbar. Di antaranya tiga pertandingan Piala Dunia 1966 dan lima pertandingan Piala Euro 1996.

Old Trafford

Old Trafford (julukan The Theatre of Dreams diberikan oleh Sir Bobby Charlton) adalah sebuah stadion sepak bola di kota Stretford, Trafford, Manchester Raya, Inggris dan merupakan stadion milik Manchester United F.C. Lapangan ini menjadi permanen milik Manchester United F.C. sejak 1910 (sempat absen pada tahun 1941-1949 karena dibom saat Perang Dunia Kedua). Stadion ini terletak kira-kira setengah mil dari Lapangan Kriket Old Trafford dan Manchester Metrolink.

Kadang-kadang stadion ini menjadi tuan rumah pertandingan semi-final Piala FA (sebagai tempat netral), dan menjadi markas tim nasional sepak bola Inggris ketika Stadion Wembley dalam proses renovasi. Stadion ini juga salah satu tempat penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 1966 dan Euro 96, dan juga final Liga Champions 2003. Dengan terpilihnya London sebagai tuan rumah Olimpiade 2012, stadion ini akan digunakan untuk beberapa pertandingan penyisihan sepak bola pria dan wanita. Di samping sepak bola, Old Trafford telah menjadi tempat penyelenggaraan Grand Final Liga Super Eropa sejak sistem playoff diadopsi oleh liga rugbi tahun 1998. Juga, pada awalnya, lapangan ini juga digunakan untuk shinty, olahraga tradisional Skotlandia.

Old Trafford memiliki kapasitas 76.000, dan menjadi satu-satunya stadion di Inggris yang memiliki rating 5 bintang. Namun, dalam 3 - 4 tahun mendatang stadion ini tidak akan menjadi markas dari Inggris karena akan adanya penilaian penentuan rating bintang oleh UEFA dalam 3 - 4 tahun mendatang dan kemungkinan besar stadion Wembley akan mendapatkan rating 5 bintang karena oleh beberapa media dianggap layak memenuhi syarat stadion 5 bintang UEFA.

Rabu, 17 Februari 2010

RAPOR PEMAIN: AC Milan 2-3 Manchester United

Berikut penilaian GOAL.com Indonesia untuk dua tim yang bertanding pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions ini.
AC Milan
Dida 6 - Tampil biasa-biasa saja, tanpa melakukan penyelamatan berarti. Koordinasi duet bek sentral Milan membuat Dida tak bisa mencegah terjadinya seluruh gol United.

Daniele Bonera 6,5 - Tampil penuh semangat dan membuat lawan tak berkutik menyerang dari sektornya.

Alessandro Nesta 5 - Nyaris tak melakukan apapun dalam mengatasi serangan United yang jarang muncul. Tiga gol ke gawang Dida adalah pertanyaan terhadap perannya di lini belakang Milan.

Thiago Silva 6 - Seperti Nesta, tampil tak terlalu bagus. Gagal menyamakan kedudukan pada akhir pertandingan meski sudah berdiri bebas.

Luca Antonini 5,5 - Tampil bersemangat, tapi akibatnya dihinggapi cedera sehingga harus diganti sebelum babak pertama berakhir.

Andrea Pirlo 6 - Mungkin kalau tendangan bebasnya tidak ditinju Van der Sar, Pirlo akan mengubah nasib Milan. Pirlo berperan banyak dalam menghidupkan serangan Milan.

Massimo Ambrosini 6,5 - Tampil mobil, membantu serangan dan pertahanan secara konstan. Tak mampu menembus ketatnya lini tengah United, Ambrosini kerap merangsek lewat sektor sayap.

David Beckham 6 - Lebih sering mengancam lewat bola-bola mati ketimbang saat permainan bergulir. Saat digantikan, secara simpatik Beckham membalas tepukan suporter United.

Ronaldinho 7 - Pemain Milan yang tampil paling apik. Satu gol dan satu assist dalam pertandingan. Sayangnya, oenampilan bagus Dinho tak mampu mencegah kekalahan Milan.

Klaas-Jan Huntelaar 5,5 - Setelah peluangnya pada awal babak pertama, Huntelaar seperti menghilang di atas lapangan. Mungkin ini akibat dua rekannya asal Brasil di lini depan lebih asyik berkolaborasi satu sama lain.

Alexandre Pato 6 - Meski relatif tampil bagus, Pato sepertinya kerap salah posisi karena berebutan bola dengan Huntelaar.

Pengganti:
Filippo Inzaghi 5,5 - Terlalu sedikit waktu untuk menciptakan banyak perbedaan. Jika tendangannya tepat sasaran pada pengujung pertandingan, mungkin Pippo sudah dipuja-puji sebagai penyelamat klubnya saat ini.

Clarence Seedorf 6 - Kehadiran Seedorf membuat Milan punya alternatif memecah kekuatan lini tengah United. Mencetak gol penting dengan cerdik setelah memanfaatkan umpan Ronaldinho.

Giuseppe Favalli 6 - Tampil sebagai pengganti Antonini. Tak terlalu bermasalah, hingga akhirnya United menampilkan Valencia yang membuat lebih banyak ancaman di sektornya.


Manchester United
Edwin van der Sar 7 - Jika bukan Van der Sar yang mengawal gawang United, mungkin Milan sudah menang mudah. Sir Alex Ferguson benar, kematangan dan kemampuan Van der Sar belum dapat ditandingi.

Patrice Evra 6 - "Memberikan" gol pertama Milan, Evra tak lagi mengulangi kesalahannya hingga akhir pertandingan. Relatif sukses mematikan pergerakan Pato.

Jonny Evans 6 - Mampu meredam ancaman Huntelaar. Penampilannya banyak terbantu bimbingan dari Ferdinand.

Rio Ferdinand 6 - Mampu menjalin koordinasi di lini belakang dan lini tengah dengan baik. Lolos dari hukuman wasit pada awal pertandingan setelah menghentikan aksi Ronaldinho.

Rafael da Silva 5,5 - Kerepotan mengatasi gedoran Ronaldinho di sektornya. Sektor kanan United jadi paling rentan sepanjang pertandingan.

Michael Carrick 6,5 - Kartu kuning kedua dapat dipertanyakan. Carrick mampu menjadi jangkar United dan menetralisir ancaman Pirlo di sisi lawan.

Paul Scholes 6 - Boleh dibilang mencetak gol dengan bantuan sedikit keberuntungan, tapi kehadiran Scholes memberikan ketenangan

Darren Fletcher 7 - Bagus saat bertahan dan baik ketika menyerang. Seperti biasa, Fletcher mampu merusak irama permainan lawan. Di saat penting, Fletcher memberikan umpan yang membuahkan gol kemenangan United.

Park Ji-sung 5,5 - Tak banyak berkutik karena dimatikan Bonera. Sektor yang dihuninya minim kontribusi terhadap serangan United.

Nani 5,5 - Sama saja seperti Park. United gagal mengelola serangan lewat sektor sayap dan lebih banyak mengandalkan kekuatan trio lini tengahnya.

Wayne Rooney 7,5 - Tampil sendirian di lini depan? Tak masalah. Salah satu aksi solonya pada pertengahan babak kedua seperti menghidupkan nyawa United. Layak disebut sebagai aktor utama atas terciptanya sejarah United di San Siro.

Pengganti:
Luis Valencia 6,5 - Berhasil memberikan kekuatan serangan United lewat sektor sayap. Langsung memberikan bukti ketika baru masuk sebagai pemain pengganti. Umpannya dituntaskan Rooney untuk menciptakan keunggulan bagi United.

Wes Brown n/a - Hanya tampil sekejap sebagai taktik mengulur waktu United.

United Permalukan Milan

Matangnya pengalaman AC Milan berlaga di kancah Eropa harus dipertanyakan karena justru Manchester United yang lebih menunjukkan kedewesaan permainan.

United berhasil mempermalukan tuan rumah Milan 3-2, meski tertinggal lebih dahulu pada awal pertandingan laga pertama babak 16 besar Liga Champions, Selasa (16/2) malam.

Leonardo memainkan David Beckham sejak awal dan mengandalkan serangan lewat sayap yang ditempati Alexandre Pato dan Ronaldinho.

Sir Alex Ferguson sebaliknya, menumpuk lima gelandang sekaligus di lini tengah dengan trio Michael Carrick, Darren Fletcher, dan Paul Scholes sebagai pengontrol irama permainan.

Penonton tak perlu lama menunggu terjadinya gol. Pada menit ketiga, berawal dari tendangan bebas Beckham, Patrice Evra gagal menyapu bola dengan bersih. Bola jatuh di kaki Ronaldinho yang berdiri bebas. Kontrol sebentar, Dinho menendang. Edwin van der Sar terkecoh karena arah bola berbelok mengenai kaki Carrick.

Pertahanan United sepertinya berbaik hati dengan memberikan terlalu banyak ruang di dalam kotak penalti. Dinho kembali mengancam dan memperoleh kesempatan melepas tembakan hanya dari jarak delapan meter. Untungnya, arah bola bisa diantisipasi Van der Sar.

Menit 19, Ronaldinho terlepas di muka kotak penalti United. Pemain Brasil itu mencoba melewati Rio Ferdinand, tapi terjatuh. Meski ada kontak antara kedua pemain, wasit memutuskan bukan pelanggaran.

Beberapa detik berselang, United membalas lewat sepakan Wayne Rooney yang melenceng dari gawang Dida.

Kecepatan para pemain Milan kerap membuat United bermasalah. Pada menit ke-33, Huntelaar nyaris mengoptimalkan sodoran Massimo Ambrosini dari lini tengah. Namun, tendangan Huntelaar melebar dari sasaran.

Upaya United menghadirkan ancaman ke gawang Milan berbuah hasil sembilan menit sebelum peluit jeda. Fletcher melepas umpan silang dari sayap kanan. Di tengah kotak penalti, Scholes melayangkan tendangan kaki kanan. Meleset, bola malah menghantam kaki kirinya dan bergulir mendatar tanpa dapat dicegah Dida. Gol, 1-1!

Setelah terjadinya gol, Milan mengganti Luca Antonini dengan pemain gaek Giuseppe Favalli. Tampaknya Antonini mengalami masalah dengan kaki kanannya.

Milan berupaya mengembalikan keunggulan. Peluang terakhir sebelum turun minum tercipta pada menit ke-41, ketika Dinho melepas tendangan jarak jauh yang masih dapat dibendung Van der Sar.

Tidak ada pergantian pemain yang dilakukan kedua pelatih usai jeda. Empat menit pertandingan kembali dimulai, Pato berdiri bebas dan menyundul bola umpan Favalli. Peluang terbuang percuma, karena bola meleset jauh dari sasaran.

Milan terlihat lebih lincah memainkan bola dari kaki ke kaki sehingga memaksa United lebih banyak bertahan di wilayah pertahanan sendiri. Meski demikian, menit 57, Rooney sempat membelah pertahanan Milan dan tendangannya membentur kaki pemain lawan sehingga menyebabkan tendangan penjuru.

Hanya sesekali mengancam lawan tak mengurangi betapa berbahayanya United. Menit 67, pemain pengganti Luis Valencia yang baru semenit menginjak lapangan, mengirimkan umpan silang. Di tiang jauh, Rooney menyongsong bola dengan menyundulnya ke tiang jauh. San Siro hanya terbungkam menyaksikan gol kedua United bersarang di dalam gawang Dida.

Milan mencoba menggiatkan kembali daya ofensif dengan memasukkan Clarence Seedorf dan menggantikan Beckham. Alih-alih, Rooney nyaris menciptakan gol keduanya. Tendangannya dari luar kotak masih melebar dari sasaran.

Beberapa saat kemudian, Rooney benar-benar mewujudkan ancaman tersebut. Fletcher melayangkan bola di antara celah Thiago Silva dan Alessandro Nesta. Duet bek tengah Milan itu hanya bisa memandang Rooney melepaskan sundulan bebas yang tak bisa dihalau Dida.

Leonardo mencoba memainkan kartu terakhir dengan memasukkan Filippo Inzaghi untuk menggantikan Huntelaar, yang seperti tidak terlihat di atas lapangan.

Gol balasan akhirnya tercipta lima menit sebelum pertandingan berakhir. Dari sebuah rancangan serangan dari sayap, Seedorf menuntaskan umpan Dinho dengan eksekusi backheel yang cantik.

Milan berupaya menyelamatkan diri dari kekalahan. Sebuah bola umpan Dinho diselesaikan Inzaghi dengan tendangan yang melambung jauh dari gawang Van der Sar.

Thiago memperoleh peluang emas menyamakan kedudukan pada pengujung pertandingan. Tapi, sundulannya menyongsong tendangan penjuru Andrea Pirlo melebar. Padahal, Thiago sudah berada dalam posisi bebas.

Pada menit terakhir pertandingan, wasit Olegario Benquerenca memberikan kartu kuning kedua kepada Carrick karena dianggap melanggar Pato. Padahal, dari tayangan ulang terlihat Evra yang melakukan pelanggaran.

Kedudukan 3-2 tetap bertahan hingga akhir. Hasil ini membuat Milan paling aman harus mencari kemenangan di atas dua gol pada lawatan di Old Trafford, 10 Maret mendatang.

Bagi United sendiri, kemenangan ini merupakan sebuah sejarah karena untuk kali pertama mereka mampu menaklukkan Milan di San Siro dalam lima kali perjumpaan di Liga Champions.

Susunan pemain:
Milan Dida; Bonera, Antonini / Favalli (38'), Thiago, Nesta; Pirlo, Ambrosini, Beckham / Seedorf (73'); Pato, Ronaldinho, Huntelaar / Inzaghi (78').
United Van der Sar; Rafael / Brown (90'+), Evra, Ferdinand, Evans; Carrick, Scholes, Fletcher; Nani / Valencia (65'), Park, Rooney.

Fergie Puji Rooney

Penampilan cemerlang Wayne Rooney dengan memberikan kemenangan 3-2 bagi Manchester United pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions melawan tuan rumah AC Milan tak pelak mengundang pujian dari Sir Alex Ferguson.

"Memang ada beberapa kesalahan," ujar Fergie kepada Sky Sports.

"Mereka mampu memanfaatkan awal pertandingan karena kami tampil gugup. Kali terakhir kami bermain di sini, kami kebobolan dua gol cepat. Tapi begitu kami menemukan irama permianan, saya rasa kami mulai tampil baik."

"Hal terpenting adalah kami memanfaatkan bola sebaik mungkin dan memfungsikan Rooney. Saya rasa dia mampu memberikan pukulan kepada Milan dan dia tampil fantastis malam ini."

"Saat unggul 3-1, saya rasa kami pantas merayakannya. Kedudukan itu membuat pertandingan berpihak kepada kami."

"Sekarang kami punya tugas menanti di Old Trafford. Kami ingin memenangkannya."

Rooney: Kami Layak Menang

Manchester United layak menang karena tampil lebih baik daripada AC Milan, sebut Wayne Rooney. Wayne Rooney tampil sebagai pahlawan kemenangan Manchester United atas tuan rumah AC Milan, 3-2, pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions. Dua gol Rooney berhasil memupus keunggulan Milan pada awal pertandingan sekaligus menjadi modal berharga untuk laga kedua kelak.

"Kami tampil mengecewakan pada awal pertandingan, tapi setelahnya kami mampu bangkit. Babak kedua kami berhasil menguasai pertandingan dan kami layak menang. Kami selalu tampil lebih baik daripada lawan," ujar Rooney kepada Sky Sports.

"Saat unggul 3-1, saya pikir sepertinya hanya kami yang sanggup mencetak gol. Gol itu bisa membuat Milan kesulitan, tapi skor 3-2 di San Siro adalah hasil hebat."

Rooney juga menanggapi penampilan bekas pemain United, David Beckham, di kubu lawan.

"Bisa dilihat kualitas yang dimilikinya," ujarnya.

"Pengalaman serta kehandalannya di bola-bola mati... dia memang pemain hebat."

Wayne Rooney dinilai pantas disejajarkan dengan pemain berlabel terbaik saat ini

Wayne Rooney kembali menjadi motor penentu kemenangan Manchester United, dan kali ini sukses itu dibuatnya di kandang AC Milan, dinihari tadi. Ia mencetak dua gol yang berujung pada kemenangan 3-2 timnya.

Dengan dua gol itu, Rooney sudah menorehkan 25 gol di musim ini di semua kompetisi. Capaian itu membuatnya mendapat apresiasi khusus dari pelatih Alex Ferguson, yang menilainya pantas masuk dalam daftar pemain terbaik.

"Ia bisa mencetak 30 gol. Musim ini secara khusus, dalam ua bulan terakhir, ada peningkatan kualitas pada penampilannya. Kepercayaan diri juga meningkat tentunya," kata Ferguson dikutip Sky Sports, Selasa (17/2).

"Saya merasa ia harus meningkatkan torehan golnya, yang mana sedang dilakukannya saat ini. Penampilannya secara keseluruhan merusak lawan. AC MIlan sama sekali tak bisa menahannya. Mereka tak bisa mengatasi Rooney. ia harusnya dimasukkan dalam jajaran pemain terbaik saat ini, bersama dengan semua pemain terbaik yang sudah kita tahu," paparnya.